Tuesday 20 September 2016

Dekatnya Kiamat Orang Shalih Di Hina

Dalam sebuah riwayat tentang tanda-tanda dekatnya kiamat, Rasulullah saw bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُخَوَّنَ الْأَمِينُ وَيُؤْتَمَنَ الْخَائِنُ حَتَّى يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَالتَّفَحُّشُ وَقَطِيعَةُ الْأَرْحَامِ وَسُوءُ الْجِوَارِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ الْقِطْعَةِ مِنْ الذَّهَبِ نَفَخَ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا فَلَمْ تَغَيَّرْ وَلَمْ تَنْقُصْ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسِرْ وَلَمْ ُ تُفْسِدْ

“Hari Kiamat tidak akan tiba sehingga orang yang dapat dipercayai didustakan, sedangkan orang-orang yang berkhianat justru dipercaya, kemungkaran dan cercaan merupakan kebiasaan umum di tengah masyarakat, terputusnya tali silaturrahmi, dan tetangga yang buruk. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ini berada pada genggaman-Nya, sesungguhnya seorang mukmin bagaikan sepotong emas, ditempa menjadi apapun emas itu nilainya tak pernah berkurang. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ini berada di genggaman-Nya,bahawa orang mukmin itu seperti lebah, makanannya baik dan menghasilkan yang baik. Lebah itu hinggap pada (ranting) bunga, namun tidak merosak bunganya dan juga tidak mematahkan rantingnya. [HR. Ahmad, Musnad Al-Mukatstsirîn, hadits no. 6886, [Al-Musnad (2/266)]. Hadits ini shahih dan memiliki syahid yang diriwayatkan dari berbagai jalur yang berbeda [Al-Adawi, Ash-Shahîh Al-Musnad, hal. 398]

Riwayat di atas menjelaskan bahawa penilaian sikap masyarakat  terhadap berbagai isu dan permasalahan yang menjadi punca pergeseran mereka. Orang-orang shalih dan jujur akan dikhianati dan didustakan. Sebaliknya para pengkhianat dan penentang Islam di percayai dan dibela. Ironinya golongan pendusta dan pengkhianat terhadap ajaran Islam ini mendabik dada mengaku merekalah golongan paling amanah!

Allah SWT berfirman :


:إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا


“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Qs.4:58

Alim Ulama didustai

Hadits tersebut juga mengisyaratkan adanya serangan yang dilancarkan oleh media massa kepada para pembela agama Allah di muka bumi. Perang propaganda melalui berbagai media dengan memutarbalikkan fakta yang ada telah membuat masyarakat tidak lagi membuat pertimbangan yang betul.  Saat kebohongan telah menjadi sesuatu yang wajib dalam menyampaikan berita, sebagai berita sensasi tanpa dipedulikan kebenarannya sehingga masyarakat menjadi keliru tidak dapat membezakan kebenaran dan kejujuran. Hinggakan apa saja seruan orang-orang yang shalih terdiri dari alim ulama dan pendokong kebenaran akan diperolok-olokan sementara para pembohong akan dipercayai.

Cercaan orang kafir terhadap orang shalih walaupun sudah meninggal menunjukkan rendahnya akhlak

Akibat terlalu percaya pembohongan  kafir ada umat Islam mencerca ulama walaupun sudah meninggal disebabkan  kebenciaan keatas perjuangan Islam

Tetapi Nabi saw yang mulia telah bersumpah dengan dirinya sendiri bahawa walau apa pun tuduhan yang dilemparkan oleh masyrakat yang tertipu dengan propaganda sikafir ia sama sekali tidak mengurangkan kemuliaan seorang mukmin yang tetap membawa kebenaran al-quran dan ajaran Islam.

Hadits tersebut juga merumuskan adanya tiga tanda hari Kiamat yang lain, iaitu buruknya hubungan tetangga, terputusnya tali silaturrahmi, serta tersebar luasnya caci maki, perbuatan tidak bermoral dan menjijikkan. Boleh jadi tiga tanda tersebut tidak terlihat saling berhubungan. Namun ketika neraca kebenaran telah rosak, maka kesan buruknya akan merebak di semua sendi kehidupan.

Akhir zaman juga ditandai dengan ukuran menilai kebenaran bukan lagi agama atau kitab suci, tetapi kononnya Hak Asasi Manusia (HAM) untuk melakukan maksiat
Mengaku Islam tapi menentang Hukum Syariah  atas dasar HAM. Kalau begitu mahkamah juga tidak perlu sebab menyekat kebebasan manusia!

Kerananya, pada bahagian akhir dari potongan hadits di atas Rasulullah Shalaallahu ‘Alaihi Wassallam bersumpah dengan menegaskan bahawa perbandingan seorang mukmin seperti emas yang tulin, bagaimanapun keadaannya ia tetaplah emas yang tidak akan berkurang nilainya walau terkubur di dalam lumpur. Begitulah hakikat seorang mukmin, ia bagai emas yang senantiasa bernilai tinggi seperti apapun keadaannya. Seorang mukmin juga bagai lebah yang sangat santun dalam menghadapi fitnah. Menebar manfaat di setiap waktu dan tempat. Tidak meninggalkan jejak yang merosak. Namun, di saat kehormatan diri dan agamanya dikoyak, maka ia akan mempertahannya semampu yang dia mampu walau harus berakhir dengan terpisahnya nyawa dari raga.

والله أعلمُ بالـصـواب

Rujukan;

  1. http://www.mstar.com.my/berita/berita-jenayah/2016/09/19/jeff-ooi-diminta-serah-diri/
  2. http://pmr.penerangan.gov.my/index.php/isu-nasional/524-kolumnis-akhbar/16689-tuntutan-comango-iktiraf-lgbt-perlu-ditentang-.html

Belajar Quran